MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Pendahuluan
Manusia
merupakan mahluk individual (pribadi). Manusia juga mahluk sosial (bermasyarakat)
dan manusia juga merupakan mahluk pengabdi dalam batasan seorang hamba (religi)
artinya adalah manusia itu sendiri sebagai mahluk tuhan. Jika ditinjau dari
definisi manusia dari aspek tersebut diatas maka tidak akan terlepas peranan
manusia di dunia ini yang mencakup ketiganya secara sederhana namun kompleks.
Sehingga dari pernyataan dan definesi tersebutlah dapat disimpulkan bahwa
manusia adalah mahluk pembelajar.
Karena manusia pada hakikatnya adalah
mahluk pembelajar, maka diperlukan sebuah kontrol sistem dalam sebuah pemainan
karakter didunia ini, yaitu tanggung jawab. Tanggung jawab merupaka kesadaran
akan setiap sikap dan tingkah laku yang telah dilakukan atau bahkan akan
dilakukan, baik sengaja atau tidak di dalam dunia ini, baik secara personal,
sosial hingga kejenjang yang lebih tinggi yaitu pengabdian seorang hamba
terhadap tuhannya.
Tanggung jawab merupakan aktualisasi
dan perwujudan dari sikap sadar seorang yang dikatakan manusia. Jika manusia
melakukan suatu hal dengan resiko dan penyelesaian masalahnya dilakukan dalam
keadaan tidak sadar, baik sakit atau pengaruh obat-obatan maka tidak dapat
dikatakan sebagai si tanggung jawab.
Sadar memiliki pengertian tahu,
pengertian dan ingat sehingga kesadaran dapat didefinisikan sebagai pengertian
dan rasa ingin tahu manusia terhadap hal yang benar baik terhadap sikap dan
perbuatannya. Dimana kesadaran manusia sangat berkaitan erat denga hati dan
pikiran yang terbuka dan mau menerima sejumlah informasi dan ilmu pengetahuan
serta hal-hal yang benar. Jika si manusianya tidak mau dan tidak dapat
bertanggung jawab, maka si manusianya secara tidak langsung tidak sadar atau
bukan manusia. Hanya saja perwujudan secara fisik tampak seperti manusia.
A. Pengertian
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah, keadaan
wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab
bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap
manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung
jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian
tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan
dari sisi yang kepentingan pihak lain.
Dari sisi si pembuat ia harus
menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus
memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak
mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara
individual maupun dengan cara kemasyarakat. Apabila dikaji, tanggung jawab itu
adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat
perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain,
atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu
ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain.
Sebagai manusia yang mempunyai nilai dan harga diri
(ciri-ciri manusia modern) seseorang dituntut untuk memiliki rasa tanggungjawab
akan apa yang telah dilakukannya. Walaupun seseorang itu berada dalam
masyarakat tradisional (Gemeinschaft) dia dituntut untuk memiliki
sebentuk tanggung jawab seperti seorang kepala suku yang diharuskan untuk
mengorganisir perluasan wilayah untuk perburuan, mengkoordinasi warga dalam
menghadapi kelompok lain, memimpin perburuan dan sebagai ketua peradilan untuk
menyelesaikan konflik antar warganya menurut adat dan norma-norma kesukuannya.
B. Macam-macam Tanggung
Jawab
1. Tanggung
Jawab terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran
setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memeyahkan
masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurut sifat dasarnya
manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi.
Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai
pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan
dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak.
Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja
maupun yang tidak.
- Contoh :
Apabila kita berjanji kepada diri sendiri untuk merubah
tingkah laku kita yang buruk, kita harus menepati janji tersebut, karena dengan
menepati janji tersebut berarti kita bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
2. Tanggung
Jawab terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari
suami, isteri, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga.
Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
- Contoh :
Sebagai kepala keluarga, seorang ayah harus bertanggung jawab
kepada keluarganya untuk memberi nafkah. Selain itu seorang ayah juga harus
bertanggung jawab untuk membimbing keluarganya.
3. Tanggung
Jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan
manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena
membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain.
Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar
dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala
tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
- Contoh :
Seorang ketua RT/RW harus bertanggung jawab kepada warganya.
Apabila terjadi perselisihan antar-warga, harus cepat ditangani dan jangan
lepas tangan atas kejadian yang terjadi dalam masyarakat.
4. Tanggung
Jawab terhadap Bangsa dan Negara
Manusia pasti
hidup ditengah-tengah suatu Negara. Dan tentunya anggota masyarakatnya
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam Negara tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah
laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada bangsa dan negara.
- Contoh
:
Sebagai
masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab, kita seharusnya dapat membayar
pajak tepat waktu. Karena uang pajak juga untuk perkembangan pembangunan di
Indonesia, dan tentunya hasilnya pun untuk masyarakat Indonesia juga yang
menikmati.
5. Tanggung
Jawab terhadap Tuhan
Manusia
diciptakan oleh Tuhan pasti didasari dengan rasa tanggung jawab, dan manusia
dituntut untuk tahu mana yang benar dan mana yang salah atas perbuatannya. Selain
itu, manusia juga harus menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Contoh
:
Setiap umat
islam harus beranggung jawab dengan agamanya dengan menjalankan
perintah-peintah Allah SWT, seperti shalat 5 waktu, mengaji, berpuasa, dan
kegiatan agama lainnya.
C. Pengabdian
Pengabdian adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan
kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu
dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab,
apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu
berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam
kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya
bantuan saja Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya
seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati.
Pada
umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena
kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan
tidak akan berkeluarga. Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga
menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu
suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari
masyarakat ramai. Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut
tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam
pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat
dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin
sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.
Pengabdian dapat
juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada
orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana
pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya
yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai
contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan
besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya,
biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas
amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan
negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan atau tanda jasa dari negara
yang bersangkutan.
D. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau
kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang
didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Pengorbanan
dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila
kit membaca atau mendengarkan kotbah agama.
Dari kisah para tokoh agama atau
Nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas,
karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit
dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah
tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama
teman. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa
harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas
tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih
banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu
menuntut pengabdian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar