Rabu, 19 November 2014

PENGEMIS DAN PENGAMEN YANG SEMAKIN BANYAK DI INDONESIA



Nama   : Sutiyah
Npm    :18213717
Kelas   : 2ea12
PENGEMIS DAN PENGAMEN YANG SEMAKIN BANYAK DI INDONESIA
Seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia yang kita sintai ini mempunyai penduduk yang tidak sedikit bahkan pertumbuhan penduduk pun masih tinggi karena belum ada kesadaran dari diri masing-masing penduduk tersebut bahkan masih bnayak yang beranggapan semakin banyak anak semakin banyak rizki,namun saat ini prinsip seperti tersebut tidaklah tepat karena pada kenyataannya semakin banyak anak tentunya semakin besar pula biaya kehidupan yang harus di keluarkan.Kita tau bahwa saat ini tidak ada yang gratis,semua yang kita lakukan sehari-hari pasti mengeluarkan biaya.
Keadaan yang seperti ini membuat sebagian orang berputus asa sehingga ada yang menjadi pengemis dan ada juga yang mengamen.Di lihat dari pengemis menurut saya sendiri bukanlah hal yang tepat untuk menyambung hidup,apakah mereka tidak memikirkan nasib dari keturunan mereka akan jadi apa nantinya jika orang tuanya sendiri tanpa di sadari mencontohkan diri sebagai sosok yang pemalas yaitu dengan cara mengemis,bahkan yang menyedihkan lagi ada orang tua yang merelakan anak balitanya di sewa untuk di ajak mengemis untuk menarik belas kasihan dari orang-orang yang melihatnya sehingga  tertarik untuk memberikan sumbangan yang mungkin lebih besar di bandingkan bila mengemis tanpa membawa balita.
Dan sebenarnya orang yang mengemis itu tidaklah semuanya orang yang tak mampu,namun karena mereka malas untuk bekerja sehingga memilih mengemis dengan bermodalkan pakaian yang kumuh saja,karena suatu  ketika saya bertemu dengan seorang pengemis dan pengemis itu memakai pakaian yang bagus seperti pada umumnya naik commuter line dan ketika mengemis pakaiannya kotor/compang camping,saya pun tercengang karena dalam fikiran saya itu adalah orang yang mengemis di sekitar kampus sehingga saya berfikir kembali untuk memberikan uang jika bertemu lagi,sehingga kejadian  tersebut membuat saya bertanya-tanya kenapa orang yang sebenarnya mampu dan bahkan sehat bisa bekerja mau mengemis di bandingkan bekerja?
Ternyata dari kebanyakan orang yang mengemis itu lebih memilih mengemis daripada bekerja karena uang yang mereka dapatkan bahkan lebih besar dari orang yang bekerja jadi pikiran mereka lebih baik mengemis yang tidak cape di bandingkan kerja dengan hasil yang sedikit.Sehingga sebagian besar dari pengemis lebih memilih bertahan sebagai pengemis daripada mencari pekerjaan untuk mereka bekerja.
Di lihat dari pengamen yang sering kita jumpai di terminal dan angkutan umum yang kita pakai dalam sehari-hari pasti kita menjumpai pengamen yang jumlahnya tidak sedikit,turun pengamen dari angkutan umum ada pengamen yang naik lagi begitulah setiap harinya bergantian antara pengamen satu dengan pengamen yang lainnya karena setiap orang yang naik kendaraan umum pasti memberikan uang untuk orang yang mengamen kerena ada rasa kasihan atau pun karena merasa terhibur dengan musik yang pengamen mainkan.
Di lihat dari umur masing-masing pengamen bervariasi ada yang masih muda ada pula yang bapak-bapak bahkan yang menyedihkan usia yang harusnya bersekolah di bangku sekolah dasar mereka mengamen.Kenapa yang bapak-bapak tidak bekerja saja di bandingkan mengamen,bukankah bapak sebagai sosok orang tua yang menjadi contoh bagi anak-anaknya,harusnya mencontohkan sifat yang bekerja keras bukan mencontohkan sifat yang pemalas menjadi seorang pengamen.Dan anak muda yang saya kira sudah cukup umur untuk bekerja kenapa memilih menjadi seorang pengamen memang menjadi pengamen itu halal lebih baik di bandingkan dengan mencuri ataupun dibandingkan dengan tindakan kriminal,akan tetapi alangkah baiknya apabila masa mudanya di jadikan untuk bekerja untuk bekal ke depannya sendiri karena akan menentukan nasibnya di masa mendatang.Dan apabila berfikirnya terus menerus menjadi pengamen kapan mereka akan maju dan bagaimana nasib mereka ke depannya,bukannya lebih baik malah akan semakin terpuruk dalam ekonomi yang semakin mencekik kehidupannya.
Dan yang saya tidak habis fikir adalah orang tua yang menyuruh anaknya mengemis di terminal-terminal,apakah mereka tidak kasihan pada anaknya sendiri yang harusnya sekolah di bangku sekolah dasar tapi malah disuruh untuk mengamen.Tidak berfikirkah orang tua mereka untuk masa depan anaknya kelak karena persaingan ekonomi yang begitu ketat,mengapa mereka tidak berikir sedemikian rupa,tetapi malh mementingkan kehidupan mereka sendiri dan demi mencukupi kebutuhan mereka sendiri menyuruh anak-anaknya mengamen,alangkah baiknya apabila orang tua yang bekerja dan anak mereka di sekolahkan kelak pasti akan merubah kondisi perekonomiannya menjadi yang lebih baik.Akan tetapi sangat di sayangkan banyak orang tua yang menyuruh anaknya mengamen karena ke egoisan mereka yang malas untuk bekerja,kasihan sekali anak-anak mereka yang tidak sekolah maka dari itu beruntunglah kita yang masih dapat sekolah karena orang tua kita perduli dengan masa depan kita,dan tentunya orang tua kita menginginkan masa depan kita lebih baik lagi dari kondisi orang tua kita yang sekarang.
Dalam menyikapi dalam hal ini pemerintah harus turun tangan karena di sisi lain mereka memilih menjadi pengemis dan pengamen karena susahnya mencari pekerjaan dan mahalnya biaya hidup yang harus di tanggung sehingga membuat mereka mau tidak mau menjadi pengemis dan pengamen.Dan di dukung dengan naiknya harga BBM saat ini tentunya beban ekonomi yang di rasakan oleh mereka tentunya semakin berat juga,karena naiknya harga BBM tentunya akan mempengaruhi harga-harga yang lain juga yang merangkak naik dari waktu ke waktu.
Tidak di pungkiri bahwa mendapatkan pekerjaan adalah hal yang sulit karena lapangan kerja yang terbatas serta di dukung dengan adanya persaingan dengan orang-orang yang mungkin jauh lebih terdidik.Maka dari itu pemerintah harus bertindak cepat dengan demikian warga masyarakat yang miskin tidak semakin miskin tercekik dengan kondisi ekonomi.Apabila ada lapangan kerja yang banyak tentunya penduduk yang ada di indonesia tidak perlu menjadi pengemis dan pengamen,selain itu tindak kriminal juga bisa di tekan dan semakin sedikit bahkan mungkin tidak ada karena telah di sibukan dengan pekerjaan masing-masing.
Kita tau bahwa penduduk yang ada di indonesia tidaklah semuanya memiliki pendidikan yang tinggi dan sebagian besar hanya sekolah sampai dengan SD,SMP,SMA/SMK bahkan tidak sedikit penduduk yang tidak sekolah karena tidak mampu untuk membiayai sekolah.Maka dari itu pemerintah lebih bijaksana dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menerima penduduk yang hanya bersekolah sampai dengan SD,SMP,SMS/SMK bahkan tidak bersekolah sehingga semua penduduk dapat tertampung dalam pekerjaan,dan tidak ada lagi pengangguran dan mereka pun tidak menjadi pengamen dan pengemis,namun yang perlu di ketahui walapun memperkerjakan penduduk yang memiliki pendidikan yang rendah atau bahkan tidak berpendidikan,pemerintah tidak boleh memberikan upah yang semena-mena,setidaknya dapat mencukupi kebutuhan ekonomi mereka sehingga mereka terarik untuk bekerja di bandingkan dengan mengamen dan mengemis.Dan lapangan kerja yang pemerintah sediakan sebaiknya ada di setiap masing-masing daerah sehingga mereka tidak perlu berbondong-bondong pindah dari satu daerah ke daerah lain.
Untuk mencegah kembalinya penduduk menjadi pengamen dan pengemis pemerintah harus menindak lanjuti dengan adanya peraturan yang mengatur dengan tegas dan meberikan sanksi yang jelas dan denda sebesar-besarnya sehingga mereka jera dan tidak lagi menjadi pengamen dan pengemis,tanpa di sadari dengan sendirinya pasti nantinya penduduk akan lebih memilih bekerja untuk memperbaiki kondisi perekonomiannya menuju ekonomi yanhg lebih baik dari sebelumnya.
Demikian menurut pendapat saya tentang pengemis dan pengamen yang ada di indonesia apabila ada kesalahan saya mohon maaf.

Sabtu, 15 November 2014

KEPADATAN PENDUDUK DI IBUKOTA NEGARA INDONESIA



Nama   : Sutiyah
Npm    : 18213717
Kelas   : 2ea12
KEPADATAN PENDUDUK DI IBUKOTA NEGARA INDONESIA
Seperti yang kita ketahui bahwa kota jakarta yang menjadi ibukota negara indonesia memiliki kepadatan penduduk yang berlebihan di bandingkan dengan daerah-daerah lain.Maka dari itu saya ingin membahas kepadatn penduduk yang ada di ibukota kita ini serta apa yang menyebabkan kota jakarta ini menjadi sangat padat penduduk bahkan tidak sedikit penduduk yang mendirikan bangunan liar yang seharusnya tidak di dirikan karena mengganggu ketertiban lingkungan dan penataan perkotaan di ibukota.
Kepadatan penduduk jakarta semakin haari semakin meningkat.Jakarta merupakan kota yaang paling menarik pendatang dalam negeri maupun luar negeri.jakarta merupakan pusat pemerintahan,pusat bisnis,dan keuangan.Tidak heran jika kota ini banyak transmigran yang bertranmigrasi ke kota ini.Jakarta menjadi kota megapolitan terpadat urutan ke enam dunia dengan jumlah penduduk mencapai 18,19 juta jiwa.Tetapi rata-rata orang yng ke jakarta tidak memikirkan resiko atau konsekuensi datang ke jakarta,karena hidup di jakarta harus benar-benar di butuhkan skill dan kemampuan,kalau kita hal tersebut kita akan sia-sia datang ke jakarta dan berakibat jakarta semakin padat dan bertambah padat hingga sekarang kecuali kita ingin usaha dan lain-lain.Berikut adalah masalah yang timbul akibat kepadatan penduduk:
·         Sifat konsumtif
·         Kekumuhan kota
·         Kemacetan lalu lintas
·         Kriminalitas tinggi
·         Struktur kota berantakan
·         Banjir
·         Terjadinya kemerosotan kota
·         Pengembangan industri yang menghasilkan limbah atau zat-zat sisa yang berbahaya dari pabrik
·         Pelebaran kota dengan tata yang tidak baik
Jakarta merupakaan kota metropolitan yang di penuhi pendatang dari  berbagai pulau di indonesia.Namun tata kota dan pembangunan yang buruk menyebabkan kota ini sering di genangi banjir besar.Dari awal di bangunnya semua struktur sarana berarti sudah mengalami kesalahan pertama tidak ada dena atau struktur pembuatan sehingga tidak rapih,maka semua struktur  yang kurang rapih di tambah hingga makin berantakan dan tidak tertata rapih seperti yang di inginkan apabila penduduk pada pindah dari kota asal mereka atau provinsi mereka dan tinggal di jakarta sebenarnya tidakjuga karena semakn padatnya manusia di jakarta yang ingin tinggal dan ingin mencari pekerjaan,berarti semakin besar atau banyak saingan kita yang akan jadi rival kita untuk mencari sesuatu pekerjaan.
Cara mengatasi permasalahan ke padatan penduduk.
Menurut saya solusi yang pertama mau tidak mau pemerintah jakarta harus membuat lapangan kerja yang begitu banyak sehingga semua orang yang datang ke jakarta bisa mendapatkan pekerjaan.Atau dengan membuka lapangan kerja sendiri seperti usaha atau berjualan yang sudah di tentukan oleh pemerintah.
Solusi yang ke dua yaitu dengan membagi-bagi lapangan pekerjaan di setiap kota atau provinsi,sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh atau merantau ke jakarta yang sudah ramai dengan penduduk,karena hal tersebut menurut saya cukup membantu dalam mengurangi atau mencegah bertambahnya kepadatan penduduk di jakarta.
Dan untuk lingkungannya semoga di benahi walaupun sedikit demi sedikit apabila yang jadi masalah seperti jalur air agar tidak terjadi banjir,karena rata-rata pembangunan gedung atau sejenisnya memotong jalur dari jalannya air untuk menampung hujan sehingga air pun meluap dan terjadi banjir.Dan juga tentang penghijauan di jakarta,di sini terlalu banyak gedung-gedung tinggi dan perumahan,lahan hijau dan pepohonan rindang sudah hampir tidak ada yang menyebabkan jakarta panas,tingkat polusi pun semakin besar.
Sebenarnya yang menjadikan orang-orang dari daerah lain yang ada di indonesia juga di dorong dengan tidak meratanya pembangunan di setiap daerah serta lapangan kerja yang tidak memadai dalam setiap daerah mereka sehingga mereka menganggap apabila mereka datang ke ibukota dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan ekonomi,akan tetapi sebaliknya lapangan pekerjaan yang ada di ibukota sebenarnya sangatlah terbatas maka dari itu perlu lah adanya penyadaran kepada penduduk indonesia di masing-masing daerah atau provinsi bahwa bekerja tidak perlu datang ke ibu kota.
Apabila dalam pembangunan daerah imbang atau bisa di bilang sama rata sebanding dengan pembangunan yang ada di ibukota pasti lah penduduk yang ada di daerah atau provinsi yang lain tidak ingin berpindah ke jakarta dari tempat yang ia tinggali atau daerahnya.Jika lapangan kerja di daerah masing-masing provinsi banyak dan upah yang di tetapkan cukup tinggi pasti penduduk akan lebih tertarik bekerja di daerahnya sendiri di bandingkan mengadu nasib di ibu kota jakarta karena bisa di katakan ibu kota jakarta lebih kejam dari ibu tiri karena yang tidak memiliki skill atau kemampuan yang berarti akan terombang ambing di ibu kota jakarta karena tidak sedikit dari mereka yang menjadi gelandangan dan tidak memiliki tempat tinggal bahkan mendirikan bangunan liar di tempat-tempat tertentu yang tidak seharusnya mereka bangun,mendirikan bangunan liar di tempat yang bukan milik mereka tentunya harus siap karena sewaktu-waktu tempat yang mereka tinggali tentunya akan di ambil alih oleh pemiliknya atau pemerintah yang memilikinya sehingga penertiban pun di lakukan dengan cara penggusuran bangunan liar tersebut.
Bertahan di ibu kota tanpa memiliki keterampilan untuk melakukan suatu usaha atau bekerja merupakan kesalahan besar bagi penduduk yang berfikir untuk menetap di jakarta bukannya memperbaiki ekonomi yang ada tetapi malah akan memperburuk ekonominya sendiri,maka dari itu pemerrintah harus turun tangan secepatnya dalam situasi ini dengan menyadarkan penduduk yang mendirikan bangunan liar di jakarta.Akan lebih baik apabila mereka yang tinggal di bangunan liar di kembalikan pada daerahnya masing-masing dengan di bekali ketrampilan yang cukup unuk bekalnya di daerahnya sendiri sehingga tidak kembali ke kota jakarta.
Alangkah baiknya dengan adanya pengurangan penduduk ibu kota agar penataan kota sedikit demi sedikit akan tercapai di kota jakarta yang sarana dan prasarananya terstruktur dan rapih sehingga masalah banjir dan kumuhnya kota jakarta sepat teratasi.Jikalau lapangan kerja di daerah di sediakan dan dalam jumlah yang besar sehingga dapat menyerap penduduk yang menganggur dan upah yang cukup tinggi saya yakin penduduk kota jakarta yang sebagian besar penduduk pendatang dari masing-masing daerah yang berbeda akan kembali ke daerahnya masing-masing jika ada lapangan kerja yang lebih baik di daerahnya sendiri dan pastinya dengan gaji yang cukup tinggi dan bisa memperbaiki ekonominya lebih baik lagi,pasti tidak sedikit penduduk yang akan kembali ke daerahnya masing-masing.
Maka dari itu pemerintah harus memperhatikan pemerataan pembangunan di masing-masing daerah agar tidak terjadi kepadatan penduduk di jakarta dengan memperhatikan pambangunan yang terstruktur dan rapih sehingga tidak menimbulkan banjir ataupun kekumuhan seperti masalah kota jakarta yang di hadapi saat ini.Dengan memperhatikan pembangunan yang baik pasti tidak akan terjadi banjir dan ke kumuhan,selain itu pemerintah juga harus bertindak tegas untuk kebersihan lingkungan.Tidak ada salahnya untuk memberikan denda kepada mereka yang membuang sampah sembarangan serta menindak tegas semua penduduk yang melanggar karena sekarang ini sudah ada aturan yang akan mengenakan denda kepada penduduk yang membuang sampah sembarangan tetapi belum begitu efektif karena masih banyak yang membuang sampah seenaknya,maka dari itu masih perlu langkah yang lebih bijaksana lagi untuk tercapainya pembangunan jakarta yang terstruktur dan bersih perlu kerjasama antara pemerintah dengan penduduk itu sendiri.
Demikian pendapat saya tentang ke padatan dan solusi di jakarta kurang lebihnya mohon maaf.
Sumber:
http://fajarpras69.wordpress.com

ORGANISASI DAN MANAJEMEN KOPERASI



Nama: Sutiyah
Npm  : 18213717
Kelas : 2ea12
ORGANISASI DAN MANAJEMEN KOPERASI
Koperasi merupakan lembaga yang harus di kelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis di perlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang di kenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usaha koperasi,manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang di harapkan.
Menurut UU No.25/1992,koperasi di definisikan sebagai “Badan usaha yang beranggotakan orang seorang,atau badan hukum koperasi,dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan.
Manajemen koperasi adalah suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama,berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai tujuan perlu di perhatikan adanya sistem manajemen yang baik,agar tujuannya berhasil dengan di terapkannya fungsi-fungsi manajemen.
Prof.Ewell Paul Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4(empat) unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitasyang tinggi.karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan (Hendrojogi. 1997).
Menurut Suharsono sagir,sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah pada manajemen partisipatif yang di dalamnya terdapat kebersamaan,keterbukaan,sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar kepengurusan (anggota biasa),memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi (anoraga dan widiyanti,1992).
A.H.Gopar mengatakan bahwa manjemen koperasi pada dasarnya dapat di telaah dan tiga sudut pandang,yaitu organisasi,proses,dan gaya (hendar dan kusnadi,1999).
Dari sudut pandang organisasi,manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dan tiga unsur : anggota,pengurus,dan karyawan.Dapat di bedakan struktur atau alat perlengkapan organisasi yang sepintas adalah sama yaitu : rapat anggota,pengurus,dan pengawas.Untuk itu,hendaknya di bedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen.Unsur pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organiasi koperasi,pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota,untuk mendampingi pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.Keberhasilan koperasi tergantung pada kerja sama ke tiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi,yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota.
Dan sudut pandang proses,manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan istilah satu orang satu suara (one man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi.Karena itu,manajemen koperasi ini sering di pandang kurang efisien,kurang efektif,dan sangat mahal.Terakhir,di tinjau dan sudut pandang gaya manajemen (manajement style),manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participation manajement),dimana posisi anggota di tempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya. Sitio dan tamba (2001) menyatakan badan usaha koperasi di indonesia memiliki manajemen koperasi yang di runut berdasarkan perangkat organisasi koperasi,yaitu :
Rapat anggota,pengurus,pengawas,dan pengelola.
Telah di uraikan sebelumnya bahwa,watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen partisipatif.Pola umum manajemen kopersi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi.Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur.Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision area) yang berbeda,kendati pun masih ada lingkup keputusan yang di lakukan secara bersama (shared decision areas).
Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manjemen koperasi adalah sebagai berikut (sitio dan tamba,2001) :
Ø  Rapat anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi,manajemen,dan usaha koperasi.Kebijakan yang sifatnya sangat setrategis di rumuskan dan di tetapkan pada forum rapat anggota.Umumnya,rapat anggota di selenggarakan sekali setahun.
Ø  Pengurus di pilih dan di berhentikan oleh rapat anggota.Dengan demikian,pengurus dapat di katakan sebagai pemegang kuasa rapat anggota dalam mengoparasionalkan kebijakan-kebijakn setrategis yang di tetapkan rapat anggota.Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan setrategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.
Ø  Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang di laksanakan oleh pengurus.Pengawas di pilih dan di berhentikan oleh rapat anggota.Oleh sebab itu,dalam struktur organisasi koperasi,posisi pengawas dan pengurus adalah sama.
Ø  Pengelola adalah tim manajemen yang di angkat dan di berhentikan oleh pengurus,untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha.Hubungan pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja.
Implementasi fungsi manajemen koperasi :
Perangkat organisasi koperasi ada tiga bagian antara lain rapat anggota,pengurus,dan pengawas.
1.      Rapat anggota
Tugas dan wewenang rapat anggota adalah :
*      Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas untuk tahun buku yang bersangkutan.
*      Membahas dan mengesahkan rencana kerja dan RAPB tahun buku berikutnya.
*      Membahas dan menetapkan AD,ART dan atau pembubaran koperasi.
*      Memilih dan memberhentikan pengurus dan pengawas.
*      Menetapkan pembagian sisa hasil usaha (SHU).
2.      Pengurus
Jumlah pengurus sekurang-kurangnya 3 orang yanga terdiri dari unsur ketua,sekretaris dan bendahara.
Tugas pengurus secara kolektif.
*      Memimpin organisasi dan kegiatan usaha,membina dan membimbing anggota.
*      Memelihara kekayaan koperasi,menyelenggarakan rapat anggota,mengajukan rencana RK dan RAPB.
*      Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan.
*      Menyelenggarakan pembukuan keuangan secara tertib serta memelihara buku daftar anggota,daftar pengurus dan buku daftar pengawas.
3.      Pengawas
Jumlah pengawas sekurang-kurangnya 3 orang atau sesuai dengan AD koperasi.Unsur pengawas terdiri dari ketua merangkap anggota,sekretaris merangkap anggota dan anggota.
Tugas,fungsi,wewenang dan tanggung jawab pengawas antara lain :
Secara kolektif bertugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali atas tata kehidupan koperasi yang meliputi organisasi,manajemen,usaha,keuangan,pembukuan,dan kebijaksanaan pengurus.Pengawas berfungsi sebagai pengawas dan pemeriksa.Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi,serta bertanggung jawab kepada rapat anggota.
Sumber :


ANALISIS SWOT KOPERASI



Nama   : Sutiyah
Npm    : 18213717
Kelas   : 2ea12
ANALISIS SWOT EKONOMI KOPERASI
Salah satu koperasi yang baik adalah koperasi yang dapat mengelola dengan baik di dalam perkoperasiannya terhadap masyarakat.Salah satu setrategi manajerial yang di lakukan untuk mencapai tujuan adalah melakukan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor-faktor  sistematis yang merumusakan setrategi sebuah organisasi baik perusahaan bisnis maupun organisasi sosial.Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (streng) dan peluang (opportunities),namun seecara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats).
Proses pengambilan keputusan yang setrategis selalu berkaitan dengan pengembangan visi,misi,tujuan,dan kebijakan program-program sebuah organisasi.Dengan demikian perencanaan setrategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor setrategis organisasi (kekuatan,kelemahan,peluang,dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.Model yang paling populer saat ini adalah analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),weakness (kelemahan),opportunities (peluang),threats (tantangan).Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran).Analisa ini terbagi dalam empatg komponen dasar yaitu ;
1.      S = Streng adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
2.      W = Weakness adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3.      O = Opportunity adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
4.      T = Threats adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
Analisis SWOT di lakukan dengan maksud  untuk mengetahui tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi koperasi yang di perlukan untukmencapai sasaran yang telah di tetapkan.Berhubung kesiapan fungsi di tentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi maka analisis SWOT di lakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi,baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Langkah awal dalam perumusan setrategi adalah penetapan visi.Visi merupakan gambaran masa depan yang realistis dan ingin di wujudkan dalam kurun waktu tertentu.Visi harus dapat memberi kepekaan yang kuat dalam fokus bisnis.Hal ini di ungkapkan oleh Hax dan Majluf dalam Akdon ( 2007 : 95 ) bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk;
1.      Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok.
2.      Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholder (sumber daya manusia organisasi,konsumen/citizen,pihak lain yang terkait).
3.      Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.
Pernyataan visi perlu di ekspresikan dengan baik agaar mampu menjadi tema yang mempersatukan semua unit dalam organisasi,menjadi media komunikasi dan motivasi semua pihak,serta sebagai sumber kreatifitas dan inovasi organisasi.Kriteria-kriteria pembuatan visi meliputi:
1.      Visi bukanlah fakta,tetapi gambaran pandangan idial masa depan yang ingin di wujudkan.
2.      Visi dapat memberikan arahan mendorong anggota organisasi untuk menunjukan kinerja yang baik.
3.      Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan.
4.      Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.
5.      Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.
Suatu visi akan menjadi realistik,dapat di percaya,meyakinkan,serta mengandung daya tarik,maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua stakeholders.Selain keterlibatan semua pihak,visi perlu secara intensif di komunikasikan ke semua anggota organisasi sehingga mereka merasa sebagai pemilik visi tersebut.Selain itu visi di buat dalam kalimat yang singkat agar mudah di ingat dan di jadikan komitmen.
Visi yang telah kita peroleh harus kita terjemahkan ke dalam guidelines yang lebih pragmatis dan kongkrit yang dapat di jadikan sebagai acuan dalam pengembangan setrategi dan aktivitas dalam organisasi.Untuk hal itu di butuhkan misi.Pernyataan dalam misi lebih tajam dan lebih detail jika di bandingkan dengan visi.Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus di capai oleh organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang.Pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu penjelasan yang akan di tawarkan yang sangat di perlukan oleh masyarakat untuk pencapaian misi.
Pernyataan misi memperlihatkan tugas utama yang harus di lakukan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.Dalam pernyataan misi terkandung definisi yang jelas tentang pekerjaan atau tugas pokok yang di emban suatu organisasi dan yang di inginkan dalam kurun waktu tertentu.Pernyataan misi menunjukan dengan jelas arti penting eksistensi organisasi,karena misi mewakili alasan dasar untuk berdirinya organisasi.Banyak organisasi gagal karena pernyataan misi yang di rumuskan hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan masyarakat pelanggan maupun stakeholder.Oleh karena itu,misi harus jelas menyatakan kepedulian organisasi terhadap kepentingan pelanggan. Pernyataan misi harus :
1.      Menunjukan secara jelas mengenai apa yang hendak di capai oleh organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
2.      Secara eksplisit mengandung apa yang harus di lakukan untuk mencapainya.
3.      Mengandung partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang di geluti organisasi tersebut.
Pernyataan misi yang jelas akan memberi arahan jangka panjang sehingga memberikan stabilitas manajemen dan kepemimpinan organisasi.Misi berubah apabila kehendak organisasi berubah atau karena adanya validasi langkah/komponen manajemen strategik yang lain.Pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu untuk mencapai visi.
Kriteria pembuatan misi meliputi :
1.      Penjelasan tentang bisnis/produk atau layanan yang ditawarkan yang sangat di butuhkan oleh masyarakat.
2.      Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan di layani.
3.      Kualitas produk dan pelayanan yang di tawarkan memiliki daya saing yang meyakinkan masyarakat.
4.      Penjelasan aspirasi bisnis yang di inginkan pada masa datang juga manfaat dan keuntungan bagi masyarakat dengan produk dan layanan yang tersedia.
Suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai sasaran jika sebelumnya di lakukan suatu perencanaan yang matang.Tidak terkecuali dalam dunia perkoperasian,dimana menyusun perencanaan sebagai langkah awal akan cukup di perhitungkan guna mencapai tujuan yang ingin di capai (sanjaya,2009).Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan,yang kemudian di kelompokan menurut kontribusinya masing masing.
Suatu hal yang harus di ingat oleh para pengguna analisa SWOT,bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang di hadapi atau yang mungkin akan di hadapi oleh organisasi,dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang tepat bagi masalah-masalah yang di hadapi oleh organisasi.Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan,kelemahan,peluang,dan ancaman pada suatu lembaga sehingga mampu memaksimalkan kekuatan,meminimalkan kelemahan,mereduksi ancaman dan membangun peluang.
Analisis SWOT adalah bagian dari tahap-tahap perencanaan setrategis suatu organisasi yang terdiri dari tiga tahap yaitu :
§  Tahap pengumpulan data.
§  Tahap analisis.
§  Tahap pengambilan keputusan.
Pada tahap ini data dapat di bedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal.
Data eksternal dapat di peroleh dari lingkungan di luar koperasi seperti :
§  Peran masyarakat
§  Nasabah
§  Pemerintah
§  Organisasi lain
Pengambilan data eksternal di ambil dari opportunity (peluang) dan threat (ancaman).
Data internal dapat di peroleh dari dalam koperasi itu sendiri,antara lain :
§  Laporan keuangan koperasi.
§  Administrasi koperasi.
§  Kegiatan penyuluhan dalam koperasi
§  Keadaan pegawai dan nasabah
§  Fasilitas dan prasarana koperasi.
§  Admistrasi pegawai dan lain-lain.
Pengambilan data eksternal di ambil dari strength(kekuatan) dan weakness(kelemahan).
Strength(kekuatan)
v   Keterlibatan anggota dalam koperasi dapat di tunjukan dalam bentuk partisipasi anggota yang merupakan aktivitas yang mendorong kreativitas anggota.
v  Koperasi merupakan organisasi dari,oleh,dan untuk anggota.Hal ini mencerminkan transparasi pengelolaan.
v  Keseimbangan pemanfaatan hak dan penekanan kewajiban yang harus di lakukan seluruh anggota karena koperasi milik semua anggota dan menjadi tanggung jawab bersama.
v  Kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan bersama sehingga akan muncul dukungan dalam bentuk partisipasi merupakan satu potensi untuk bersama-sam mengembangkan koperasi.
v  Anggota yang terhimpun merupakan konsumen ynga potensial sekaligus sebagai produsen potensial.
v  Koperasi merupakan amanat yang tertuang dalam UUD 1945 yang merupakan salah satu sumber hukum di indonesia,dan secara ideologis dan normatif  pembukaan UUD 1945 merupakan jiwa dari perekonomian indonesia dan sistem perekonomian indonesia.
Weakness(kelemahan)
v  Koperasi merupakan bagian integral dari perjuangan bangsa sejak kebangkitan nasional,namun banyak masyarakat yang menganggap koperasi bukanlah salah satu usaha yang dapat menguntungkan secara ekonomi.
v  Walaupun secara konstitusional koperasi cukup mendapat tempat dan kedudukan yang penting dalam perekonomian indonesia,namun keinginan masyarakat untuk menjadi anggota koperasi masih rendah.
v  Koperasi sering di identikan dengan standar hidup yang rendah karena sebagian besar anggota berasal dari kalangan menengah ke bawah.
v  Sering kali di temukan kasus-kasus penyelewengan dan penyimpangan pengelolaan koperasi yang akhirnya membuat masyarakat menjadi antipati terhadap gerakan koperasi.
v  Sangat sedikitnya dukungan atau keberpihakan pemerintah dan lembaga keuangan untuk memajukan koperasi di bandingkan dengan dukungan yang di berikan kepada bentuk badan usaha yang lain.
v  Belum tumbuh dan tertata dengan baik kerja sama dengan badan usaha-badan usaha lainnya dalam bentuk jaringan yang sifatnya saling mengisi dan saling menunjang sehingga koperasi sulit berkembang.
Opportunities(kesempatan)
v  Semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerrintah.
v  Peraturan yang berlaku atau kondisi perkonomian nasional atau global yang di anggap memberi peluang bagi koperasi untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.
Threats(ancaman)
v  Peraturan pemerintah yang tidak memberikan kemudahan berusaha.
v  Rusaknya lingkungan.
v  Meningkatnya pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour operator asing yang lebih profesional.

Untuk melakukan perencanaan strategi dalam koperasi maka pengurus koperasi harus memperhatikan 4 aspek penting yaitu masa depan dan peramalannya,aspek lingkungan baik internal atau eksternal,target ke depan dan terakhir strategi untuk pencapaian target.
Organisasi koperasi secara kelembagaan harus mempunyai perangkat organisasi koperasi yang menjadi sarana dalam pencapaian tujuan koperasi.Perangkat fundamental dalam perencanaan strategi yang kemudian menjadi kelengkapan organisasi yang wajib ada adalah parameter-parameter idialisme dasar seperti : visi,misi,goal,objektif.
Untuk mempercepat pencapaian renstra koperasi di perlukan :
·         Spesifik (kekhususan)
·         Measurable (terukur)
·         Achieveable (dapat di capai)
·         Rationable (rasional,dapat di pahami)
·         Timebound (ada limit/batas waktu)
Bagaimana cara menyusun renstra koperasi.Renstra koperasi pertama kali kita rumuskan dengan tiga menjawab pertanyaan berdasarkan :
1.      Dimana koperasi saat ini berada,dan akan kemana arahan koperasi kita?
2.      Kemana tujuan koperasi kita,ingin pergi kemana koperasi kita?
3.      Bagaiman atau dengan apa koperasi kita pergi atau mencapai tujuan tersebut?
Setelah kita berhasil menjawab ke 3 pertanyaan di atas kita akan melakukan evaluasi organisasi koperasi dengan menggunakan analisa SWOT.Secara terperinci tahapan menyusun renstra koperasi adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan analisa SWOT untuk koperasi kita.
Perumusan SWOT di tujukan sebagai dasar pembuatan strategi.Analisa SWOT adalah pola evaluasi yang mengklarifikasikan kondisi koperasi dengan SWOT yaitu strenght (kekuatan),weakness(kelemahan koperasi kita),opportunity(peluang koperasi kita) dan threat(ancaman dalam koperasi).Pengurus harus mengklarifikasikan hal-hal di atas menjadi sebuah tabel yang kemudian di jadikan dasar sebagai pengambilan dasar dalam renstra koperasi.Seorang pengurus koperasi harus paham betul koperasinya,pengurus harus mampu melakukan forecasting atau peramalan kondisi ke depan.Dari forecasting ini kemudian di rumuskan asumsi-asumsi yang relevan.Dari pemetaan kondisi dan permasalahan inilah kemudian di rumuskan analisa SWOT koperasi.Proses pertama yang harus di lakukan adalah evaluasi diri,dari sini akan di temukan “strenghts”dan weaknessess serta sumber daya organisasi.Kemudian analisa kondisi eksternal,seperti kondisi pasar,social,ekonomi dan budaya akan memunculkan opportunities dan threats.
2.      Menentukan target koperasi.
Setelah analis SWOT koperasi selesai di lakukan langkah berikutnya adalah menetukan target.Fase ini merupakan salah satu bagian terpenting dari penyusunan strategi.Target ini di peroleh dari proses telaah realistis terhadap analisa SWOT yang telah di tentukan sebelumnya dan target koperasi harus di yakini oleh seluruh komponen organisasi,bahwa koperasi mampu mencapainya.
3.      Perumusan strategi koperasi.
Fase ini adalah upaya penyusunan siasat untuk menyelesaikan permasalahan koperasi sekaligus cara untuk pencapaian target koperasi.
4.      Hasil renstra koperasi biasanya berupa garis-garis besar program kerja (GBPK) koperasi yang juga di sertai dengan perencanaan anggaran pendapatan dan belanja koperasi(APBK) hasil perumusan renstra akan di bahas dan di sah kan di RAT koperasi.

        Sumber: http://kilaspangandaran.blogspot.com