v
Jelaskan apa yang di maksdud dengan pembeli dan
pembelian?
Pembeli diambil dari istilah asing (Inggris) yaitu consumer,
secara harfiah dalam kamus-kamus diartikan sebagai ”seseorang atau sesuatu
perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”; atau
”sesuatu atau seseorang yang mengunakan suatu persediaan atau sejumlah barang”.
Ada juga yang mengartikan ”setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”.
Ada juga yang mengartikan ”setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”.
Pembelian merupakan
suatu tindakan untuk mendapatkan barang atau jasa yang kemudian akan
dipeguanakn sendiri atau di jual kembali, pembelian biasanya dilakukan minimal
dua pihak atu lebih atau yang sering disebut sebagai penjual dan pembelian,
Pembelian dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pembelian secara cash dan
pembelian secara credit.
v sebut dan jelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelian
Menurut
phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat
faktor, diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor budaya
Budaya,
sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang
tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya pada anak-anak
yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai
sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi,
individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.
Masing-masing
subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi
dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok,
ras, dan wilayah geografis.
Pada
dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat terdapat sebuah
tingkatan (strata) sosial. Tingkatan sosial tersebut dapat berbentuk sebuah
sistem kasta yang mencerminkan sebuah kelas sosial yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hirarkis dan para anggotanya menganut nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan
penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku
dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.
2. Faktor Sosial
Selain
faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial
diantarannya sebagai berikut:
a.
Kelompok acuan
Kelompok
acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang
yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan
kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh
secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya
merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga
dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus
dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder
yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan
juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
b.
Keluarga
Dalam
sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama
keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini
terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan
orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.
Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki
seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.
c.
Peran dan status
Hal
selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku
pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin
tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula
status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak
pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan
tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor, begitu pula dalam
perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan
pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan
merek lainnya.
3. Pribadi
Keputusan
pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep-diri pembeli.
a. Usia
dan siklus hidup keluarga
Orang
membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap
kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga
b.
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan
dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya,
direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat
udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu,
biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi
seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan
sikap terhadap belanja atau menabung.
c. Gaya
hidup
Gaya
hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap
dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial,
dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin
munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang
dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada
gaya hidup seseorang. Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai merek
berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja
yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon selular dengan fitur
multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang kegiatan tidak dapat lepas
dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi pemutar suara, video, kamera dan
sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan telepon selular yang dapat
menujang berbagai kegiatan bisnis mereka.
d.
Kepribadian
Setiap
orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-beda yang
dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri
bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif
konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian
biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri,
dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi
(Harold H kasarjian 1981:160). Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat
berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan
karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok dengan
kepribadiannya.
4.
Psikologis
Terakhir,
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor
psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai
berikut:
a.
Motivasi
Seseorang
memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan
tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa
ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu
kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan
pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang
mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang
terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar
seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu
arah pemikiran dan emosi tertentu.
Banyak
riset yang telah dilakukan peneliti dalam menghubungkan motivasi seseorang
dalam kegiatan pembelian produk tertentu seperti yang dipelopori oleh Ernest
Dichter (Kotler 2003:215), yang dimana risetnya telah menghasilkan hipotesis
sebagai berikut:
·
Konsumen menolak buah prem karena buah prem terlihat keriput dan
mengingatkan mereka pada orang berusia lanjut.
·
Pria menghisap cerutu sebagai versi dewasa dari kebiasaan
menghisap ibu jari di masa anak-anak.
·
Wanita lebih menyukai lemek nabati daripada hewani karena dapat
menimbulkan rasa bersalah karena telah membunuh binatang.
·
Wanita yang tidak yakin dengan adonan kue jika adonan tersebut
tidak amemerlukan tambahan telur, karen adonan tersebut membantu mereka merasa
bahwa sedang “melahirkan”.
Selain
riset dari Ernest diatas, Jeans Callibout menidentifikasikan motivasi-motivasi
yang berbeda-beda yang dapat dipuaskan oleh suatu produk. Contohnya, wiski
dapat memenuhi kegiatan relaksasi sosial, status, atau kesenangan sehingga
merek wiski perlu diposisikan pada salah satu daya tarik tersebut.
Frederick
Herzerberg mengembangkan teori dua-faktor yang membedakan dissastifier (faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfier (faktor-faktor
yang menyebabkan kepuasan) yang dapat memotivasi kegiatan pembelian konsumen.
Ia mencotohkan dalam kegiatan pembelian komputer yang dimana tidak adanya
garansi dapat menjadi faktor dissaatisfier tetapi adanya garansi juga tidak
menjadi pemuas atau motivator pembelian, karena garansi bukan merupakan sumber
kepuasan instrinsik komputer. Melainkan kemudahan penggunaanlah yang
dapat menjadi satisfier yang
dapat memotivasi kegiatan pembelian.
b.
Persepsi
Seseorang
yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan
seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap
situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan
individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi
guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217).
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang
bersangkutan.
Setiap
persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau merek yang sama dalam benak
setiap konsumen berbeda-beda karena adanya tiga proses persepsi yaitu:
Perhatian selektif
Perhatian
selektif dapat diartikan sebagai proses penyaringan atas berbagai informasi
yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini para pemasar harus bekerja keras
dalam rangka menarik perhatian konsumen dan memberikan sebuah rangsangan nama
yang akan diperhatikan orang. Hal ini disebabkan karena orang lebih cenderung
memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhnnya saat ini,
memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi dan lebih memerhatikan
rangsangan yang memiliki deviasi besar terhadapa ukuran rangsangan normal seperti,
orang cenderung akan memperhatikan iklan yang menawarkan potongan dan bonus
sebesar rp.100.000 ketimbang
iklan komputer yang hanya memberikan bonus atau potongan yang bernilai rp.50.000
Distorsi Selektif
Distorsi
selektif merupakan proses pembentukan persepsi yang dimana pemasar tidak dapat
berbuat banyak terhadap distorsi tersebut. Hal ini karena distorsi selektif
merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi
dan menginterpretasikan informasi yang didapat dengan cara yang akan mendukung
pra konsepsi konsumen.
Ingatan Selektif
Orang
akan banya melupakan banyak hal yang merek pelajari namun cenderung akan
senantiasa mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka.
Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung akan mengingat hal-hal baik yang
yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang
disbutkan tentang produk yang bersaing.
c.
Pembelajaran
Pembelajaran
meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli
pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja
antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori
pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar bahwa mereka dapat membangung
permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat,
menggunakan isyarat yang memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif
karena pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek.
Cotohnya, konsumen yang pernah membeli komputer merek IBM yang mendapatkan
pengalaman menyenangkan dan persepsi yang positif akan mengasumsikan bahwa
merek IBM merupakan merek komputer yang terbaik, ketika konsumen akan membeli
printer merek IBM mungkin konsumen juga berasumsi hal yang sama bahwa IBM
menghasilkan printer yang baik.
d.
Keyakinan dan Sikap
Melalui
betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen . Keyakinan dapat diartikan sebgai
gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang
produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Contohnya studi
tentang keyakinan merek yang menemukan bahwa konsumen sama-sama menyukai Diet
Coke dan Diet Pepsi ketika mencicipi keduanya dalam tanpa merek. Tetapi, ketika
mencicipi Diet yang diberi tahu mereknya, konsumen memilih diet Coke 65% dan
Diet Pepsi 23%. Dalam contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa keyakinan akan
merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Selain
keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap adalah
evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap suatu objek atau
gagasan tertentu.(David Kreh, dalam Kotler 2003:219).
v
Jelaskan perbedaan keinginan konsumen dengan
kebutuhan konsumen dalam membeli produk
1.
Kebutuhan Langganan/
Konsumen. Yang dimaksud dengan langganan disini adalah pembeli atau calon
pembeli yang membeli kembali produk yang pernah dibelinya, sedangkan konsumen
adalah pemakai produk yang dipasarkan. Langganan/ konsumen mempunyai kebutuhan
untuk kelangsungan hidup dirinya atau organisasinya. Kebutuhan langganan/
konsumen ini merupakan dasar atau landasan dimulainya pelaksanaan kegiatan
pemasaran. Kebutuhan konsumen industri atau organisasi merupakan kebutuhan
untuk menjamin kelangsungan hidup atau tercapai tujuan organisasi/ industri
tersebut. Kebutuhan ini ditentukan oleh suatu tim atau kelompok pembeli di
dalam organisasi/ industri itu. Menurut Sofjan Assauri (2007: 91), kelompok
tersebut terdiri dari: a) Pemakai (users); b) Mereka yang berpengaruh
(influencer); c) Pimpinan atau tenaga bagian pembelian (buyers); d) Pengambil
keputusan (deciders).
2.
Keinginan Langganan/
Konsumen. Perkembangan dari pengguna konsep dalam pemasaran dari konsep
penjualan menjadi konsep pemasaran oleh perusahaan, terutama karena perubahan
pandangan dari konsumen, yaitu pemenuhan kebutuhan menjadi pemuasan keinginan.
Dalam merumuskan keinginan langganan yang umumnya bersifat kualitatif,
pendekatan yang dapat diambil dalam perumusannya adalah dengan memaksimalkan
atau mengoptimalkan kebutuhan. Keinginan langganan/ konsumen industri atau
organisasi berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Menurut Sofjan Assauri
(2007: 94), terdapat 4 (empat) proses yang menyebabkan terjadinya perbedaan
keinginan langganan/ konsumen industri atau rumah tangga, yaitu sebagai
berikut: a) Latar belakang individu yang turut serta dalam tim atau kelompok
pembeli, serta orientasi masing-masing dalam proses pembelian; b) Informasi
yang dipunyai seseorang akan menimbulkan perbedaan atas keinginan yang akan
dipenuhinya; c) Perbedaan persepsi, menimbulkan perbedaan dalam
menginterpretasikan atau menilai informasi yang dipunyainya; d) Pengalaman atas
produk yang sama pada masa lalu dapat memberikan kepuasannya atau tidak.
Contoh studi kasus :
DASAR-DASAR PEMASARAN
Pemasaran
telah menjadi faktor kunci suksesnya bisnis. Dan hal ini harus dipahami bukan
dalam pengertian lama mengenai penjualan – menjual – tetapi harus dalam
pengertian yang baru, yakni pemenuhan kebutuhan pelanggan – pemasaran.
Perusahaan-perusahaan masa kini makin banyak menghadapi persaingan ketat dan
canggih, dan yang akan keluar sebagai pemenang adalah mereka yang paling pandai
membaca keinginan pelanggan dan memberikan nilai tertinggi kepada pelanggan
sasaran mereka. Di pasar akan terlihat perbedaan antara pemasar amatir dan
pemasar profesional – dari keterampilan mereka di bidang pemasaran.
PENGERTIAN
PEMASARAN.
Pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Definisi pemasaran ini didasarkan pada konsep-konsep inti berikut: Kebutuhan,
keinginan dan permintaan; produk; utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran,
transaksi, dan hubungan; pasar; pemasaran dan pemasar.
KEBUTUHAN, KEINGINAN DAN PERMINTAAN
Kebutuhan manusia adalah suatu
keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu . Orang membutuhkan pangan, sandang,
rumah, rasa aman, rasa memiliki, harga diri dan lain-lain untuk tetap hidup.
Kebutuhan-kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau oleh para
pemasar; kebutuhan ini sudah ada dan terlekat dalam tubuh dan kondisi manusia.
Keinginan adalah kehendak yang kuat
akan pemuas spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam tadi . Orang Indonesia membutuhkan makanan
dan menginginkan nasi, orang Amerika membutuhkan makanan dan menginginkan
hamburger. Pada masyarakat lain, kebutuhan-kebutuhan dipuaskan dengan cara yang
berbeda: di Indonesia bagian Timur (Maluku) misalnya, rasa lapar dipuaskan
dengan makan sagu, orang Bali memuaskan kebutuhan mereka akan busana dengan
pakaian khas di sana, kebutuhan akan penghargaan dipuaskan dengan mengenakan
kalung mutiara
Permintaan
adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan
kesediaan untuk membelinya. Keinginan berubah menjadi permintaan bilamana
didukung dengan daya beli.
Perusahaan
karenanya harus mengukur bukan saja berapa banyak orang yang menginginkan
produk mereka tetapi, lebih penting lagi, berapa banyak yang secara nyata
bersedia dan mampu membelinya. Pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan
sudah ada sebelum pemasar. Para pemasar, bersama dengan pembawa pengaruh
(influencer) lainnya dalam masyarakat, mempengaruhi keinginan.
UTILITAS, NILAI DAN KEPUASAN
Konsumen
memandang produk sebagai seuntaian manfaat dan memilih produk yang memberikan
untaian yang paling baik bagi uang mereka. Jadi, sebuah mobil Toyota
melambangkan pengangkutan pokok, harga beli yang murah, hemat BBM. Sebuah mobil
Mercedes membawa kenyamanan, kemewahan, dan status. Orang memilih produk yang
atribut-atribut gabungannya memberikan kepuasan yang sebesar-besarnya sesuai
dengan keinginan dan sumberdaya mereka.
Konsep pedomannya adalah utilitas (nilai kegunaan). Seseorang
akan memperkirakan utilitas dari masing-masing produk dalam memenuhi
kebutuhannya. Ia dapat menyusun peringkat produk-produk mulai dari yang paling memenuhi
kebutuhan sampai yang paling kurang memenuhi kebutuhan. Utilitas adalah taksiran konsumen
mengenai kapasitas keseluruhan suatu produk untuk memuaskan kebutuhannya .
Karena
setiap produk mempunyai harga tertentu, maka seseorang akan mempertimbangkan
utilitas dan harga produk sebelum menentukan pilihan. Ia akan memilih produk
yang menghasilkan utilitas paling besar per rupiah yang dikeluarkannya jika ia
orang yang rasional, yang berusaha memaksimalkan utilitas. Ia akan berusaha
memaksimalkan nilai, yaitu utilitas per rupiah (atau per dolar).
PASAR
Konsep pertukaran membawa kita kepada konsep pasar.
Pasar
terdiri dari semua pelanggan potensial yang mempunyai kebutuhan atau keinginan
tertentu yang mungkin bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran
guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
Jadi
ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang mempunyai kebutuhan, mempunyai
sumber daya (produk) yang menarik bagi pihak lain dan bersedia menawarkan
sumber daya ini dalam pertukaran untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.
PEMASAR DAN PEMASARAN
Konsep
pasar membawa kita kepada kebulatan yang lengkap tentang konsep pemasaran.
Pemasaran adalah semua kegiatan manusia yang dilakukan dalam hubungannya dengan
pasar. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar guna mewujudkan pertukaran
potensial untuk kepentingan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Jika
satu pihak lebih aktif dalam mengusahakan terjadinya pertukaran dibandingkan
pihak lainnya, kita menamakan pihak pertama sebagai pemasar dan pihak kedua
sebagai prospek (calon pembeli). Pemasar adalah seseorang yang mencari sumber
daya dari orang lain dan bersedia menawarkan sesuatu yang bernilai sebagai
imbalannya .
MANAJEMEN PEMASARAN
Untuk
menanggapi proses pertukaran diperlukan sejumlah besar usaha dan
keterampilan.Organisasi mempunyai tingkat permintaan yang diinginkan untuk
produknya. Pada suatu saat tertentu, mungkin tidak ada permintaan, permintaan
yang cukup, permintaan yang tidak teratur, atau terlalu banyak permintaan, dan
manajemen pemasaran harus mencari jalan untuk mengatasi keadaan permintaan yang
berbeda-beda ini.
Disini
kita akan menggunakan definisi (manajemen) pemasaran yang disahkan pada tahun
1985 oleh Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association):
(Manajemen)
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penetapan harga,
promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran
yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi .
ORIENTASI PERUSAHAAN TERHADAP PASAR
Ada
lima konsep yang dapat merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu
organisasi:
• Konsep Produksi
•Konsep Produk
• Konsep Penjualan
• Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran bersandar
pada empat tiang utama, yaitu:
• Fokus Pasar:
• Orientasi kepada pelanggan
• Pemasaran Terpadu:
Kebanyakan
perusahaan tidak benar-benar menjalankan atau menganut konsep pemasaran sampai
mereka dipaksa oleh keadaan, seperti berikut ini:
• Penurunan Penjualan
• Pertumbuhan yang lambat
• Perubahan pola pembelian
• Peningkatan persaingan
• Meningkatnya belanja pemasaran
4.Apakah konsumen membeli sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan?
Sebagian besar konsumen membeli produk karena kebutuhan akan tetapi jika
dirasa butuh namun ada pengganti produk yang lain yang sekiranya harga lebih
ekonomis maka konsumen akan mengganti produk tersebut dengan produk yang
lain.Selain karena kebutuhan sebagian konsumen juga membeli karena keinginan
dari dirinya karena produk kebutuhannya telah terpenuhi sehingga mereka ingin
memperoleh kepuasan yang tersendiri dengan membeli produk keinginan mereka
karena di sisi lain mempunyai pengahsilan yang lebih.
Sumber :
http://www.lepank.com/2012/07/pengertian-pembeli.html
https://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/2009/10/31/fktr-pngarh-kep-pmblian/
https://hildafitriningsih.wordpress.com/2011/07/03/konsep-dasar-pemasaran-dan-perilaku-ko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar