PERENCANAAN PENULISAN ILMIAH
Pemilihan Topik
Memilih topik berarti memilih apa yang akan menjadi pokok
pembicaraan. Topik itu dapat diperoleh dari berbagai sumber yakni : pengalaman,
pengamatan, pendapat dan khayalan. Topik-topik karya ilmiah banyak yang
bersumber pada pengamatan, pengalaman dan penalaran.
Istilah topik sering dikacaukan dengan tema. Topik adalah
medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau
penelitian. Tema adalah pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik
yang akan ditulis. Tema sifatnya masih hipotesis yang masih hipotesis yang
masih memerlukan pembinaan atau penolakan dengan cara penelitian.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan :
Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk dikaji.
Sebuah topik akan menarik apabila
Merupakan masalah yang menyangkut persoalan bersama
Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
Mengandung konflik pendapat
Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan
Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit
Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang berkaitan dengan profesi.
Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
Mengandung konflik pendapat
Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan
Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit
Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang berkaitan dengan profesi.
Pembatasan Topik
Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu
pengarang dalam beberapa hal:
Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan
penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut:
Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan
sentral.
Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai
diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.
Pemilihan Judul
Pemilihan topik atau lebih konkritnya judul, akan
menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuah penelitian yang akan
dibahas. Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil
penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan
digarap. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah :
Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu
luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih
spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent variable-nya.
Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti.
Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji. Dalam kaitan ini, harus dihindari ungkapan/kalimat yang mengesankan bersifat snob/bombastis.
Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent variable-nya.
Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti.
Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji. Dalam kaitan ini, harus dihindari ungkapan/kalimat yang mengesankan bersifat snob/bombastis.
Penentuan Tujuan Penulisan
Menetapkan tujuan hanyalah sebatas menentukan apa yang
Anda ingin agar pembaca Anda tahu atau dapat lakukan setelah mereka selesai
membaca laporan atau tulisan Anda. Namun Anda harus seksama; sering kali
penulis menyatakan tujuan yang terlalu luas sehingga tidak ada gunanya. Tujuan
menulis seperti “Untuk melaporkan tempat-tempat yang berpotensi bagi
pembangunan pabrik baru”, terlalu umum dan tidak akan ada gunanya. Namun
“Menghadirkan kelebihan-kelebihan Chicago, Minneapolis, dan Salt Lake City
sebagai lokasi yang berpotensi bagi pembangunan pabrik baru sehingga atasan
dapat memilih lokasi yang terbaik” akan memberikan Anda sebuah tujuan yang
dapat menuntun Anda dalam seluruh proses penulisan.
Penentuan Kerangka
Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur.
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh,
dan terarah.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah
siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya
sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca
akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam
bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan
dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh guru atau anak
didik adalah menulis karya ilmiah. Salah satu masalah utamanya adalah mereka
kurang memahami langkah-langkah menulis karya ilmiah. Mereka selalu mengatakan
bahwa menulis karya ilmiah itu sangat sulit dan tidak mungkin dapat mereka
lakukan.
Hal ini ada banyak hal yang menyebabkannya. Mereka selalu
mengeluhkan bahwa langkah-langkah menulis karya ilmiah sangat sulit dan tidak
mendukung keinginan menulis yang mereka miliki.
Oleh karena itulah, maka seharusnya ada rujukan yang
jelas mengenai langkah langkah menulis karya ilmiah. Hal ini untuk memberikan
kesempatan guru dan anak didik berperan dan mengembangkan kemampuan menulisnya
secara maksimal.
Dengan petunjuk yang ada dalam langkah-langkah menulis
karya ilmiah ini, maka mereka mempunyai arah yang jelas dalam proses
penulisannya. Mereka tidak perlu lagi meraba-raba tentang bagaimana menulis
karya ilmiah tersebut.
Langkah-langkah menulis karya ilmiah yang ada memang
sangat bermanfaat bagi para guru dan anak didik, sehingga mereka dapat berlatih
menulis secara intens. Hal ini karena dengan langkah-langkah yang jelas, maka
setidaknya segala aspek yang dibutuhkan dalam kepenulisan dapat terpenuhi.
Dengan mengikuti langkah-langkah menulis karya ilmiah
ini, maka setidaknya penulis dapat menerapkan metode yang benar dalam menyusun
karya ilmiah. Bahwa dalam menulis karya ilmiah, Anda harus menerapkan konsep
metode ilmiah.
Bahwa dalam sebuah proses pembelajaran, ada salah satu
tujuan agar anak didik mempunyai kompetensi khusus. Untuk mendapatkan
kompetensi khusus tersebut, maka guru memberikan tugas penelitian dan atau
pengembangan berdasarkan langkah-langkah menulis karya ilmiah.
Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan
sesuai metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah,
membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga merumuskan teori
baru.
Sementara pengembangan adalah kegiatan guru atau anak
didik dalam rangka pengamalan ilmu untuk peningkatan kualitas, baik proses
belajar, profesionalisme atau untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
masyarakat. Ini merupakan bagian dari langkah langkah menulis karya ilmiah.
Metode ilmiah penelitian dan pengembangan menulis karya
ilmiah adalah suatu cara untuk pelaksanaan secara sistematis dan objektif yang
mengikuti langkah-langkah menulis karya ilmiah sebagai berikut :
1. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan
Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang
pertama, yaitu melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan
masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini
merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.
2. Menyusun hipotesis
Langkah langkah menulis karya ilmiah yang kedua adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
Langkah langkah menulis karya ilmiah yang kedua adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
3. Menyusun rancangan penelitian
Selanjutnya Anda menyusun rancangan penelitian sebagai
langkah ketiga dari langkah langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan
kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.
4. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang
direncanakan
Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis karya ilmiah yang merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan objek penelitian.
Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis karya ilmiah yang merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan objek penelitian.
5. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
Setelah melakukan percobaan atas objek penelitian dengan
metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap
objek percobaan yang dilakukan tersebut. Apa yang terjadi pada objek
penelitian. Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang kelima.
6. Menganalsis dan menginterpretasikan data
Langkah langkah menulis karya ilmiah keenam, yaitu
mengenalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda
coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat
pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa
yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.
7. Merumuskan kesimpulan dan atau teori
Langkah ketujuh dari langkah langkah menulis karya ilmiah
adalah merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama
percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian data. Langkah ini
mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses
percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap objek
penelitian.
8. Melaporkan hasil penelitian
Langkah terakhir dari langkah langkah menulis karya
ilmiah adalah melaporkan hasil penelitian. Dan, langkah inilah yang
sesungguhnya merupakan proses penulisan karya ilmiah. Dengan langkah ini, maka
guru atau anak didik dapat menyusun sebuah tulisan atau karya tulis ilmiah yang
akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas personal.
.
Sumber:
https://hafidzfairiz.wordpress.com/2012/12/24/perencanaan-penulisan-karya-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar