Kamis, 15 Januari 2015

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI (PDRB), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN PASAMAN BARAT (Studi Kasus Pada Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat Tahun Anggaran 2005-2012) TUGAS SERCHING SOFTSKILL

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI (PDRB), PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP
BELANJA DAERAH DI KABUPATEN PASAMAN BARAT
(Studi Kasus Pada Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat
Tahun Anggaran 2005-2012)
Oleh
1
Fitria Wulandari,
2
Asrizal,
3
Jolianis
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera
Barat
2
Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
3
Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
FitriaWulandari.  09090052.  Effect  of  Economic  Growth  (GDP),  Revenue
(PAD)  and  the  General  Allocation  Fund  (DAU)  of  the  Government
Expenditure  In  West  Pasaman.  Thesis.  Economic  Studies  Program  STKIP
PGRI West Sumatra. Padang. 2013.
Local Government to allocate funds in the budget Expenditure in the budget
to  increase  the  fixed  assets.  Expenditure  allocation  is  based  on  local  needs  for
facilities  and  infrastructure,  both  for  the  convenience  of  the  government  and
pablik facilities. This study aims to analyze : (1) Effect of Economic Growth on
Local  Spending,  (2)  Effect  of  local  revenue  (PAD)  of  the  Shopping  Area,  (3)
Effect  of  the  General  Allocation  Fund  (DAU)  to  Regional  Shopping,  (4)
Economic  Growth,  Revenue,  General  Allocation  Fund  simultaneously  on
Government Expenditure In West Pasaman .
Types  of  research  used  in  this  study  is  a  quantitative  approach.  Object  of
research conducted in the West Pasaman. The data used are time series data year
budget period 2005-2012 obtained from BPKAD and BPS. The variables tested
were  the  Economic  Growth  GDP  seen  from  the  data  (X1),  Revenue  (X2),  the
General Allocation Fund ( X3 ) as the independent variable and Expenditure ( Y )
as  the  dependent  variable.  The  data  will  be  analyzed  through  the  classical
assumption.  While  used  to  test  the  hypothesis  significance  testing  and  multiple
linear regression analysis.
This study found that : (1) Economic Growth significant effect on regional
expenditure,  (2)  Revenue  Expenditure  bepengaruh  significant,  (3)  General
Allocation  Funds  significant  effect  on  regional  expenditure,  and  simultaneous
hypothesis testing (4) Economic Growth, Revenue and General Allocation Funds
significant effect on regional expenditure .
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
PENDAHULUAN
Pengelolaan  pemerintah  daerah,  baik  ditingkat  provinsi  maupun  tingkat
Kabupaten  dan  Kota  memasuki  era  baru  sejalan  dengan  dikeluarkannya  UU
No.25 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun 2004. Kedua UU ini mengatur tentang
Pemerintah  Daerah  Dan  Perimbangan  Keuangan  Antara  Pemerintah  Pusat  Dan
Pemerintah  Daerah.  Kebijakan  ini  merupakan  tantangan  dan  peluang  bagi
Pemerintah  Daerah  (pemda)  dikarenakan  Pemda  memiliki  kewenangan  lebih
besar  untuk  mengelola  sumber  daya  yang  dimiliki  secara  efektif  dan  efisien
dengan sesedikit mungkin campur tangan pemerintah pusat.
Pemerintah  daerah  mempunyai  hak  dan  kewenangan  yang  luas  untuk
menggunakan  sumber-sumber  keuangan  yang  dimilikinya  sesuai  dengan
kebutuhan  dan  aspirasi  masyarakat  yang  berkembang  di  daerah.  Selain  itu  UU
juga  memberikan  penegasan  bahwa  daerah  memiliki  kewenangan  untuk
menentukan alokasi sumber daya ke dalam belanja daerah dengan menganut asas
kepatutan, kebutuhan dan kemampuan daerah yang dialokasikan dalam APBD.
Proses penyusunan anggaran pasca UU No. 22 Tahun 1999 (dan UU No. 32
Tahun 2004) melibatkan dua pihak yaitu: pihak eksekutif dan legislatif, masingmasing  melalui  sebuah  tim  atau  panitia  anggaran.  Adapun  eksekutif  sebagai
pelaksana operasional daerah berkewajiban membuat draft/rancangan APBD yang
hanya  bisa  diimplementasikan  kalau  sudah  disahkan  oleh  DPRD  dalam  proses
ratifikasi  anggaran.  Penyusunan  APBD  diawali  dengan  kesepakatan  antara
eksekutif dan legislatif tentang kebijakan umum APBD dan Prioritas serta Plafon
Anggaran yang akan menjadi pedoman untuk penyusunan Anggaran Pendapatan
dan  Anggaran  Belanja.  Eksekutif  membuat  rancangan  APBD  sesuai  dengan
kebijakan  umum  APBD  dan  Prioritas  dan  Plafon  Anggaran  yang  kemudian
diserahkan kepada legislatif untuk dipelajari dan dibahas bersama-sama sebelum
diterapkan sebagai Peraturan Daerah (Perda).
Anggaran  sektor  publik  pemerintah  daerah  dalam  APBD  sebenarnya
merupakan output pengalokasian sumberdaya. Adapun pengalokasian sumberdaya
merupakan  permasalahan  dasar  dalam  penganggaran  sektor  publik  (Key  dalam
Yovita:2011:02). Keterbatasan sumberdaya sebagai pangkal masalah utama dalam
pengalokasian anggaran sektor publik, dan dapat diatasi dengan pendekatan ilmu
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
ekonomi  melalui  berbagai  teori  tentang  teknik  dan  prinsip  seperti  yang  dikenal
dalam public expenditure management.
Pemerintah  daerah  mengalokasikan  dana  dalam  bentuk  anggaran  belanja
daerah  dalam  APBD  untuk  menambah  aset  tetap.  Alokasi  belanja  daerah  ini
didasarkan  pada  kebutuhan  daerah  akan  sarana  dan  prasarana,  baik  untuk
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Oleh
karena  itu,  dalam  upaya  meningkatkan  kualitas  pelayanan  publik,  pemerintah
daerah  seharusnya  mengubah  komposisi  belanjanya.  Selama  ini  belanja  daerah
lebih banyak digunakan  untuk belanja rutin  yang relatif kurang produktif. Akan
tetapi  pemanfaatan  belanja  daerah  hendaknya  dialokasikan  untuk  hal-hal  yang
produktif,  misal  untuk  melakukan  aktivitas  pembangunan  dan program-program
layanan publik.
Infrastuktur dan sarana prasarana yang ada di daerah akan berdampak pada
pertumbuhan  ekonomi  daerah.  Jika  sarana  dan  prasarana  memadai  maka
masyarakat  dapat  melakukan  aktivitas  sehari-harinya  secara  aman  dan  nyaman
yang  akan  berpengaruh  pada  tingkat  produktivitasnya  yang  semakin  meningkat,
dan  dengan  adanya  infrastruktur  yang  memadai  akan  menarik  investor  untuk
membuka usaha di daerah tersebut. Dengan bertambahnya Belanja Daerah maka
akan  berdampak  pada  periode  yang  akan  datang  yaitu  produktivitas  masyarakat
meningkat  dan  bertambahnya  investor  akan  meningkatkan  Pendapatan  Asli
Daerah.  Pendapatan  Asli  Daerah  adalah  sumber  pendapatan  yang  diperoleh  dari
dalam  daerah  yang  mana  pemungutan  dan  pengelolaannya  merupakan
kewenangan  pemerintah  daerah  berdasarkan  peraturan  daerah  sesuai  dengan
peraturan per Undang-Undangan (Darise:2009:33).
Desentralisasi  fiskal  memberikan  kewenangan  yang  besar  kepada  daerah
untuk  menggali  potensi  yang  dimiliki  sebagai  sumber  pendapatan  daerah  untuk
membiayai  pengeluaran  daerah  dalam  rangka  pelayanan  publik.  Berdasarkan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, salah satu sumber pendapatan daerah adalah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi
daerah,  hasil  pengelolaan  kekayaan  daerah  yang  dipisahkan  dan  lain-lain  PAD
yang  sah.  Peningkatan  PAD  diharapkan  meningkatkan  investasi pemerintah
daerah sehingga kualitas pelayanan publik semakin baik tetapi yang terjadi adalah
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
peningkatan  Pendapatan  Asli  Daerah  tidak  diikuti  dengan  kenaikan  anggaran
Belanja Daerah yang signifikan hal ini disebabkan karena Pendapatan Asli Daerah
tersebut banyak digunakan untuk membiayai belanja lainnya.
Setiap  daerah  mempunyai  kemampuan  keuangan  yang  tidak  sama  dalam
mendanai  kegiatan-kegiatannya,  hal  ini  menimbulkan  ketimpangan  fiskal  antara
satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi ketimpangan
fiskal  ini  Pemerintah  mengalokasikan  dana  yang  bersumber  dari  APBN  untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi. Salah satunya yaitu
dana perimbangan dari pemerintah pusat yaitu Dana Alokasi Umum (DAU) yang
pengalokasiannya  menekankan  aspek  pemerataan  dan  keadilan  yang  selaras
dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan (UU No. 32 Tahun 2004). Dengan
adanya transfer dana dari pemerintah pusat ini diharapkan pemerintah daerah bisa
lebih mengalokasikan PAD yang didapatnya untuk membiayai Belanja Daerah di
daerahnya.
Adapun  data  Pertumbuhan  Ekonomi,  Pendapatan  Asli  Daerah,  Dana
Alokasi  Umum  dan  Belanja  Daerah  Kabupaten  Pasaman  Barat  adalah  sebagai
berikut :
TABEL 1.1
DATA PDRB, PAD, DAU DAN BELANJA DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT
(DALAM JUTAAN RUPIAH)
TAHUN
BELANJA
DAERAH
%
Per
tamba
han
PDRB
Pertumbu
han
Ekonomi
PAD
%
Per
tamba
han
DAU
%
Per
tamba
han
2005 97.810,79 0 1.988.703,86 0 3.572,67 0 109.228,00 0
2006 246.270,98 151,783 2.115.152,39 6,358 14.292,73 300,057 243.281,00 122,728
2007 386.855,94 57,085 2.250.818,83 6,414 19.599,54 37,129 271.069,00 11,422
2008 399.307,59 3,219 2.394.934,54 6,403 20.556,24 4,881 305.576,07 12,730
2009 453.251,24 13,509 2.544.771,31 6,256 23.220,62 12,961 323.123,28 5,742
2010 490.644,13 8,250 2.707.342,74 6,388 24.204,87 4,239 350.371,16 8,433
2011 557.397,96 13,605 2.881.110,75 6,418 28.646,70 18,351 437.992,67 25,008
2012 659.236,02 18,270 3.063.879,74 6,344 32.493,95 13,430 457.694,68 4,498
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan BPS Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2013
Dari  data  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  Belanja  Daerah  (BD)  dari  tahun ke
tahun mengalami peningkatan, adapun peningkatan yang paling tinggi terjadi pada
tahun 2006 yaitu  sebesar sebesar  151,783%  hal  ini  dapat  diartikan  bahwa  pada
awal  pemekaran  Kabupaten  Pasaman  Barat pada  tahun  2005,  Pemda  Pasaman
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
Barat  sangat  banyak  mengeluarkan  dana  untuk  pemebangunan  Daerahnya  dan
juga untuk kesejahteraan masyarakat. Dilihat dari peningkatan BD, maka sangat
seimbang  dengan  perkembangan  PDRB  di  Kabupaten  Pasaman  Barat,  karena
semakin tinggi pengeluaran BD yang terjadi semakin tinggi juga PDRB yang ada.
Dimana dari tabel di atas dapat dikatakan PDRB Kabupaten Pasaman Barat dari
tahun  ke  tahun  mengalami  peningkatan  yang  bagus  hingga  mencapai  tingkat
pertambahan sebesar 6,418% sampai dengan tahun 2011.
Sedangkan  kondisi  Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)  tidak  jauh  berbeda
dengan  kondisi  BD,  dimana  kondisi  PAD  juga  mengalami  peningkatan
pertambahan  dari  tahun  ke  tahun,  dimana  tingkat  persentase  pertambahan  PAD
yang tertinggi yaitu sebesar 300,057% yang terjadi pada tahun 2006. Sedangkan
pada  tahun  2007  sampai  dengan  tahun  2012  tingkat  persentase  PAD  hanya
mengalami  sedikit  pertambahan  bahkan  mengalami  penurunan  dari  tahun  ke
tahun. Dengan  perubahan  PAD  yang  semakin  kecil  dapat  dikatakan  bahwa
kemampuan  untuk  membiayai  belanja  akan  mengalami  penurunan  bahkan  tidak
akan  terdanai.  Dengan  kondisi  seperti  ini  bahwa  PAD  belum  dapat  diandalkan
untuk membiayai program dalam BD yang terus terjadi seiring tuntutan kebutuhan
dan cakupan layanan publik yang harus semakin baik.
Dengan  menurunnya  kemampuan  PAD  dalam  membiayai  BD,  maka
dibutuhkan  transfer  dari  pemerintah  pusat  yang  disebut  dengan  DAU,  dimana
dalam data di  atas dapat dilihat bahwa DAU mengalami peningkatan 122,728%
pada  tahun  2006.  Dan  pada  tahun  2007  sampai  dengan  tahun  2011  DAU  terus
mengalami  peningkatan  persentase  sampai  25,008%  pada  tahun  2011.  Jika
dibandingkan  dengan  persentase  BD  pada  tahun  2011,  yaitu  sampai  mencapai
perubahan  pertambahan  sebesar  13,605%.  Dengan  kondisi  seperti  ini  dapat
terlihat  bahwa  DAU  ikut  membiayai  operasi  dan  belanja  pembangunan  daerah
yang oleh Pemda dilaporkan diperhitungan APBD. Tujuan dari tranfers DAU ini
adalah  untuk  mengurangi  kesenjangan  fiskal  antar  pemerintah  dan  menjamin
tercapainya standar pelayanan publik minimun diseluruh wilayah.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  penulis  tertarik  untuk  mengadakan
penelitian lebih jauh tentang Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Alokasi Umum Kabupaten Pasaman Barat terutama pengaruhnya terhadap
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
Belanja Daerah dan bermaksud untuk menuangkan ke dalam skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan  Dana  Alokasi  Umum  (DAU)  terhadap  Belanja  Daerah  Di  Kabupaten
Pasaman Barat”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  yang  ada  maka  yang  menjadi  permasalahan
adalah  apakah  Pertumbuhan  Ekonomi, Pendapatan  Asli  Daerah, Dana  Alokasi
Umum  berpengaruh secara parsial  dan  simultan  terhadap  Belanja  Daerah  di
Kabupaten Pasaman Barat ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan  permasalahan  di  atas  maka  tujuan  dari  penlitian  ini  adalah
untuk  menganalisis  pengaruh  Pertumbuhan  Ekonomi,  Pendapatan  Asli  Daerah,
Dana  Alokasi  Umum  secara  parsial  dan  simultan  terhadap  Belanja  Daerah  di
Kabupaten Pasaman Barat.
TINJAUAN PUSTAKA
Keuangan Daerah
Keuangan  Daerah  memegang  peranan  yang  sangat  penting  dalam
menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik. Oleh karena itu,
dalam pengelolaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien agar tepat guna
dan  berhasil  guna.  Berkaitan  dengan  hal  tersebut  maka  berbagai  cara  untuk
memperoleh  sumber  keuangan  dan  untuk  apa  saja  sumber  keuangan  tersebut
digunakan  menjadi  perhatian  utama  bagi Pemerintah  Daerah.  Menurut  Suhanda
(2007:43)  keuangan  daerah  adalah  Semua  hak  dan  kewajiban  daerah  dalam
rangka  penyelenggaraan  pemerintah  daerah  yang  dapat  dinilai  dengan  uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.
Belanja Daerah (BD)
Menurut  Halim  (2007:100)  belanja  daerah  merupakan  penurunan  dalam
manfaat  ekonomi  selama  periode  akuntansi  dalam  bentuk  arus  kas  keluar  atau
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
deplesi  aset,  atau  terjadinya  utang  yang  mengakibatkan  berkurangnya ekuitas
dana, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada para peserta ekuitas dana.
Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh  unit  usaha  kegiatan  ekonomi  dalam  suatu  daerah  atau  wilayah pada
periode  tertentu  atau  merupakan  jumlah  nilai  barang  dan  jasa  akhir  dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai
tambah  barang  dan  jasa  yang  dihitung  menggunakan  harga  berlaku  pada  setiap
tahunnya,  sedangkan  PDRB  atas  harga  konstan  merupakan  nilai  tambah  barang
dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada suatu tahun
tertentu  sebagai  tahun  dasar.  Dimana  sejak  tahun  2005  BPS  telah  melakukan
perubahan tahun dasar dalam perhitungan PDRB dari tahun 1993 menjadi tahun
2000 sebagai tahun dasar perhitungan PDRB atas dasar harga konstan.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)  merupakan  suatu  pendapatan  yang
menunjukkan suatu kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk
membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
adalah  sumber  pendapatan  yang  harus  selalu  terus  menerus  dipacu
pertumbuhannya.  Dalam  otonomi  daerah  ini  kemandirian  Pemerintah  Daerah
sangat  dituntut  dalam  pembiayaan  pembangunan  daerah  dan  pelayanan  kepada
masyarakat.
Dana Alokasi Umum (DAU)
Menurut  Darise  (2009:38)  Dana  Alokasi  Umum  (DAU)  adalah  dana  yang
bersumber  dari  pendapatan  APBN  yang  dialokasikan  dengan  tujuan  pemerataan
kemampuan  keuangan  antar  daerah  untuk  mendanai  kebutuhan daerah  dalam
rangka  pelaksanaan  desentralisasi  bertujuan  untuk  pemerataan  dan  mengurangi
ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang akan
diambil adalah :
1. Pertumbuhan Ekonomi bepengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
2. Pendapatan Asli Daerah bepengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
3. Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
4. Pertumbuhan  Ekonomi,  Pendapatan  Asli  Daerah  Dan  Dana  Alokasi
Umum secara bersama berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu untuk melihat sejauh mana
pengaruh  Pertumbuhan  Ekonomi  (PDRB),  Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)  dan
Dana  Alokasi  Umum  (DAU)  terhadap  Belanja  Daerah  (BD),  maka  penulis
berusaha  membuktikan  permasalahan yang  dihadapi  dengan  pemecahan  secara
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pasaman Barat pada
bulan Agustus 2013. Dalam pengumpulan data, peneliti akan menggunakan data
Time  Series (urutan  waktu)  yaitu  data  yang  dikumpulkan  dari  tahun  ke  tahun
(tahun 2005-2012) dimana data tersebut merupakan data skunder yang diperoleh
dari  lembaga  atau  Instansi  Pemerintah  yaitu  BPKAD  (Badan  Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah) dan BPS di Kabupaten Pasaman Barat.
Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
(X1)
Belanja Daerah (BD)
(Y)
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
(X2)
Dana Alokasi Umum (DAU)
(X3)
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
Teknik Analisa Data
1. Analisa Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
3. Model Regresi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi
variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun persamaan regresi, yaitu
: Y= α+ b1 X1+ b2X2+ b3X3+e
Dimana :
Y = Belanja Daerah
a = Konstanta
X1 = PDRB
X2 = PAD
X3 = DAU
b1,b2,b3 = Koofesien regresi X1, X2 dan X3
e = Kesalahan Pengganda (error)
PEMBAHASAN
Tabel 4.8
Coefficients
a
No Variabel Koefisien Regresi t
hitung
Sig. Keterangan
1.
2.
3.
4.
(Constant)
PDRB
PAD
DAU
-225084,048
0,163
22,971
-0,797
-4,272
4,671
8,430
-3,076
0,013
0,010
0,001
0,037
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Fhitung
= 717,023
Fsig
= 0,000
a
RSquare
= 0,998
Adjusted R Square = 0,997
Sumber : Hasil pengolahan data (2013)
Dilihat dari nilai t
hitung
untuk variabel Pertumbuhan Ekonomi adalah sebesar
4,671  dan  untuk  membandingkannya  dengan  nilai  t
tabel
,  maka dapat  dilihat
melalui rumus df = n-k pada p-value = 0,05 sehingga diperoleh nilai ttabel
sebesar
2,015. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Belanja Daerah berpengaruh signifikan karena menunjukkan thitung sebesar 4,671 >
t
tabel
sebesar 2,015 dan angka signifikan 0,010. Oleh karena itu angka signifikan
0,010 < 0,05. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial atau
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
individu  Pertumbuhan  Ekonomi  (PDRB)  berpengaruh  positif  dan  signifikan
terhadap  Belanja  Daerah.  Semakin  besar  Belanja  Daerah  yang  dikeluarkan
terutama belanja modal, maka akan semakin bagus Pertumbuhan Ekonomi yang
ada.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  Askam  Tuasikal  (2008)  dan
Yulia  Yustika  Sari  (2007),  yang  menyatakan  bahwa  Pertumbuhan  Ekonomi
berpengaruh  signifikan  terhadap  Belanja  Daerah.  Hasil  penelitian  ini
mengindikasikan Pertumbuhan Ekonomi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menentukan penerimaan daerah.
Sedangkan  dilihat  dari  nilai  thitung untuk  variabel  Pendapatan  Asli  Daerah
adalah  sebesar  8,430  dan  untuk  membandingkannya  dengan  nilai  t
tabel
,  maka
dapat dilihat melalui rumus df = n-k pada p-value = 0,05 sehingga diperoleh nilai
t
tabel
sebesar  2,015.  Dengan  demikian  dapat  dikatakan  bahwa  Pendapatan  Asli
Daerah  terhadap  Belanja  Daerah  berpengaruh  signifikan  karena  menunjukkan
t
hitung
sebesar 8,430 > t
tabel
sebesar 2,015 dan angka signifikan 0,001. Oleh karena
itu  angka  signifikan  0,001  <  0,05.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa
secara  parsial  atau  individu  Pendapatan Asli  Daerah  (PAD)  berpengaruh  positif
dan signifikan terhadap Belanja Daerah, Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
semakin besar Pendapatan Asli Daerah maka semakin besar pula Belanja Daerah
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah terutama pada belanja modal. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Askam Tausikal (2008) dan Yulia Yustika Sari (2007),
yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap
Belanja Daerah.
Sedangkan  dilihat  dari  nilai  signifikan  Dana  Alokasi  Umum  juga
berpengaruh  signifikan  terhadap  Belanja  Daerah,  hal  ini  dapat  dilihat  karena
angka signifikan hanya 0,037 dan kecil dari 0,05 (0,037 < 0,05). Dengan demikian
dapat  disimpulkan  bahwa  secara  parsial  atau  individu  Dana  Alokasi  Umum
(DAU)  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  Belanja  Daerah,  Ho  ditolak
dan Ha diterima. Akan tetapi jika dilihat dari nilai koofisien DAU, maka koofisien
DAU  bernilai  negatif  sebesar -3,076.  Untuk  membandingkannya  dengan  nilai
t
tabel
,  maka dapat  dilihat  melalui  rumus  df  =  n-k  pada p-value =  0,05  sehingga
diperoleh  nilai  t
tabel
sebesar  2,015.  Oleh  karena  itu  t
hitung
sebesar -3,076  <  t
tabel
sebesar 2,015. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengaruh DAU berbanding terbalik
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
terhadap Belanja Daerah, yang artinya Dana Alokasi Umum tidak menjadi acuan
utama dalam proses penyusunan APBD dan alokasi Belanja Daerah di Pasaman
Barat,  tetapi  ada  sejumlah  faktor  tertentu  yang  mempengaruhinya,  misalnya
proses  penyusunan  Kebijakan  Umum  Anggaran  (KUA)  setiap  Kabupaten  yang
memperhatikan  kondisi  makro  ekonomi  daerah  dan  sosial  politik  daerah.  Selain
itu,  sebagian  pemerintah  daerah  juga  mengharapkan  dana  bagi  hasil,  DAK  dan
sumber-sumber penerimaan lainnya.
Berdasarkan hasil koofisien DAU yang bernilai negatif sebesar -3,076 dapat
juga dikatakan bahwa semua DAU  yang diterima oleh Pemerintah Daerah tidak
semuanya digunakan untuk Belanja Daerah, akan tetapi digunakan untuk hal-hal
lain  yang  tujuan  untuk  membangun  daerah,  dengan  ini  dapat  dikatakan  bahwa
dalam membiayai Belanja Daerah Kabupaten Pasaman Barat tidak ketergantungan
sepenuhnya terhadap pemerintah pusat. Hasil ini sejalan dengan penelitian Kesit
Bambang  Prakosa  (2004)  yang  menyatakan  bahwa  variabel  DAU  memiliki
pengaruh  signifikan  terhadap  Belanja  Daerah.  Dengan  demikian  dapat
disimpulkan  terdapat keterkaitan  antara  transfer  dari  pemerintah  pusat  dengan
belanja  pemerintah  daerah  walaupun  tidak  semuanya  digunakan  untuk  Belanja
Daerah.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh F
hitung
untuk variabel PDRB, PAD,
dan  DAU  adalah  sebesar  717,023  dan  untuk  membandingkannya  dengan  nilai
Ftabel
, maka dapat dilihat melalui rumus dk = n-k-1 pada p-value = 0,05 dan df = k
sehingga diperoleh nilai F
tabel
sebesar 6,590. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
PDRB,  PAD  dan  DAU  terhadap  Belanja  Daerah  berpengaruh  signifikan  karena
menunjukkan  Fhitung sebesar  717,023  >  F
tabel
sebesar  6,590  dan  angka  signifikan
0,000.  Oleh  karena  itu  angka  signifikan  0,000  <  0,05.  Dengan  demikian  dapat
disimpulkan bahwa secara simultan variabel PDRB, PAD dan DAU berpengaruh
signifikan terhadap variabel Belanja Daerah. Oleh karena itu model regresi pada
penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi Belanja Daerah pada Pemerintah
Kabupaten Pasaman Barat.
Berdasarkan  pada  tabel  4.8 di  atas  menunjukkan  koefisien  determinasi
variabel PDRB, PAD dan DAU terhadap Belanja Daerah sebesar 0,997. Artinya
terdapat  pengaruh  yang  sangat  kuat  antara  PDRB,  PAD  dan  DAU  terhadap
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
Belanja  Daerah.  Hal  ini  menandakan  bahwa  variabel  independen  (PDRB,  PAD,
DAU) memberikan pengaruh terhadap variabel dependen (BD) sebesar 99,7% dan
sisanya  sebesar  0,3%  dipengaruhi  oleh  variabel  lain  yang  tidak  dihitung  dalam
penelitian  ini.  Pengaruh  yang  sangat  kuat  dari  ketiga  variabel  tersebut
menunjukkan bahwa manajemen pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
di Pasaman  Barat  yang  tercermin  dalam  APBD  sangat  ditentukan  oleh  besar
kecilnya PDRB, PAD dan DAU. Dalam pernyataan lain dapat dikatakan bahwa,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Pasaman Barat dalam melakukan alokasi
anggaran publik yang diperuntukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
terutama  yang  terkait  dengan  Belanja  Daerah  sangat  tergantung  pada  PDRB,
PAD, dan DAU.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan  pada  Pemerintah  Kabupaten
Pasaman Barat tentang Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Daerah tahun anggaran
2005-2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara  Parsial hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  Pertumbuhan  Ekonomi
(PDRB),  Pendapatan  Asli  Daerah (PAD)  dan  Dana  Alokasi  Umum  (DAU)
terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini menunjukkan
bahwa  secara  parsial  pola  manajemen  pengeluaran  pemerintah  daerah
Kabupaten  Pasaman  Barat,  khususnya  yang  terkait  dengan  Belanja  Daerah,
rata-rata Pemerintah Daerah lebih bergantung pada PDRB, PAD dan DAU.
2. Secara bersama terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pertumbuhan
Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum
(DAU)  terhadap  Belanja  Daerah,  hal  ini  ditunjukkan  dengan  hasil
perhitungan F
hitung 717,023 > F
tabel
6,590 atau dengan angka signifikan 0,000
< 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan
bahwa apabila PDRB, PAD dan DAU mengalami peningkatan maka Belanja
Daerah juga akan mengalami peningkatan.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
Saran
Belanja  Daerah  diarahkan  untuk  lebih  pada  peningkatan  proporsi  belanja
kepentingan publik seperti meningkatkan belanja modal. Dalam penggunaannya,
Belanja Daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan
sesuai dengan prioritas yang diharapkan dapat memberikan dukungan program program strategis daerah.
KEPUSTAKAAN
Arikunto,  Suharsimi.  (2006). Prosedur  Penelitian  Pendekatan  Suatu  Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Askam,  Tuasikal.  (2008).  Pengaruh  DAU,  DAK,  PAD  dan  PDRB  Terhadap
Belanja  Modal  Pemerintah  Daerah  Kabupaten/Kota  Di  Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Informasi Akuntansi.
Bastian, Indra. (2002). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
----------------- (2006). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Berutu,  Reza  Monandar.  (2009).  Pengaruh  APBD  terhadap  Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Dairi. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Darise, Nurlan. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Indeks.
---------------- (2009). Pengelolaan  Keuangan  Pada  Satuan  Kerja  Perangkat
Daerah (SKPD). Jakarta: Indeks.
Dwi  Kurniawan,  Septiawan.  (2010). Pengaruh  Penerimaan  Pajak  Dan  Retribusi
Daerah  Terhadap  Peningkatan  Pendapatan  Asli  Daerah  Di  Kabupaten
Ponerogo. Skripsi  Sarjana.  Fakultas  Ekonomi  Tarbiyah  Universitas  Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim: Malang.
Ghozali,  Imam.  (2011). Aplikasi  Analisis  Multivariat  Dengan  Program  SPSS.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Halim,  Abdul.  (2007). Akuntansi  Sektor  Publik-Akuntansi  Keuangan  Daerah.
Jakarta: Salemba Empat.
Handayani. (2009). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum
Terhadap  Belanja  Daerah  (Analisis  Flypaper  Effect  di  Kabupaten  Cianjur).
Skripsi Sarjana.  Fakultas  Ekonomi  Universitas  Pendidikan  Indonesia:
Jakarta.
Hariadi, Pramono, dkk. (2010). Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba
Empat.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Pasaman Barat.
Kesit, Bambang Prakosa. (2004). Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU)
Dan  Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)  Terhadap  Prediksi  Belanja  Daerah.
Jurnal Ekonomi. Universitas Islam Indonesia.
Mahmudi. (2007). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta:
STIM YKPN.
Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.
Noerdiawan,  Deddi,  dkk.  (2007). Akuntansi  Pemerintahan.  Jakarta:  Salemba
Empat.
Nugroho,  Suratno  Putro.  (2010). Pengaruh  Pertumbuhan  Ekonomi,  Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengelolaan
anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa
Tengah. Skripsi  Sarjana  (dipublikasikan). Fakultas  Ekonomi  Universitas Di
Ponegoro: Semarang.
Riwu  Kaho,  Josef.  (2005). Prospek  Otonomi  Daerah  di  Negara  Republik
Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo.
Siregar,  Syofian.  (2010). Statistik  Deskriptif  Untuk  Penelitian.  Jakarta:  Raja
Grafindo Persada.
Suhanda.  (2007). Akuntansi  Keuangan  Pemerintah  Daerah.  Padang:  Andalas
Lima sari.
Sukirno,  Sadono.  (2008). Makro  Ekonomi  Modern:  Perkembangan  Pemikiran
dari Klasik hingga Keynesian Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tambunan,  Robinson.  (2007). Ekonomi  Regional  Teori  dan  Aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Todaro, Michael.(2006). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Yovita, Farah Marta. (2007). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli
Daerah  (PAD)  dan  Dana  Alokasi  Umum  (DAU)  Terhadap  Pengelolaan
anggaran  Belanja  Modal  Pada  Pemerintah  Provinsi  Se  Indonesia. Skripsi
Sarjana (dipublikasikan). Fakultas Ekonomi: Semarang.
Yulia, Yustika Sari. (2007). Pengaruh PDRB, PAD dan DAU Terhadap Belanja
Modal. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi.
Zuriah,  Nurul.  (2009). Metodologi  Penelitian  Sosial  dan  Pendidikan.  Jakarta:
Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar